Suatu hari, evaluasi materi pembelajaran sudah dilakukan di kelas. mengoreksi jawaban dengan manual memang melelahkan. Tetapi ini harus dilakukan karena materi pembelajaran tentang hereditas butuh keterampilan dalam menyilangkan.
Empat dari enam kelas sudah dikoreksi. hasilnya jauuuuh dari harapan. sementara ini, guru menyimpulkan “anak-anak tidak memahami permasalahan dalam soal”. Kemudian sang guru teringat dengan sebuah kisah yang dulu pernah didengarnya. Kisah analogi yang ia rasa tepat untuk disampaikan.
Pada pertemuan berikutnya, guru akan membagikan hasil evaluasi. Momennya tepat. Hujan diluar kelas adalah setting yang tepat dengan kisahnya. “anak-anak, izinkan ibu bercerita” pinta sang guru. Siswa riuh bersemangat mendengarkan. Mereka sangat senang mendengarkan cerita.
Ibu guru menarik nafas panjang dan mulai bercerita “di sebuah desa, terjadi hujan lebat. Di sebuah rumah, di salah satu kamarnya terdapat genangan air. Jika salah satu diantara kalian menjadi penghuni rumah tersebut. Apa yang akan kalian lakukan jika memasuki kamar tersebut?” tanya ibu guru.
Kelas sepi. Mereka berbicara sendiri. Tetapi malu unjuk tangan untuk berkomentar. Ibu guru akhirnya mengulang cerita agar lebih jelas. Tetapi kali ini, ibu guru menyebut nama siswa secara acak dalam cerita.
“jika Dimas adalah penghuni rumah itu, apa yang akan Dimas lakukan?” Dimas menjawab “menggunakan air itu untuk cebok bu!”. Kelas riuh oleh tawa siswa lainnya. Ibu guru kembali melanjutkan cerita setelah tawa mereda. “hujan semakin deras, masuklah Fadli ke kamar itu, Fadli masih melihat genang air. Apa yang akan Fadli lakukan?”
Setiap anak selesai menjawab pertanyaan, Ibu guru melanjutkan menyebut nama siswa untuk mengatasi masalah genangan air di kamar saat hujan. Jawaban siswa beragam, mulai dari yang konyol sampai pada jawaban yang mengarah kepada kesimpulan.
Sebuah permasalahan tidak bisa dituntaskan jika tidak diketahui sumber masalahnya. Masalah pada kisah tersebut bukan pada genangan airnya. Mungkin genangan air bisa dipel atau ditampung tetesan air hujannya. Tetapi setiap kali hujan turun, di kamar itu akan tetap ada genangan air. Apa sumber masalahnya?
Genteng bocor. Menambal atau mengganti genteng akan menyelamatkan kamar itu dari genangan air jika hujan kembali turun.
Memahami persoalan sebelum memberikan jawaban, akan membantu kita memberikan jawaban yang tepat. Ibarat obat, jawabannya obat yang mujarab.
Tidak hanya dalam mengerjakan soal tugas atau ujian, konsep ini berlaku juga untuk persoalan dalam kehidupan nyata. Tindakan yang kita pilih mestilah dipikirkan dahulu sebelum diambil. Agar tidak salah dan lelah menghadapi persamalahan yang sama tetapi tidak kunjung usai.
Jika dalam kehidupan kita lelah menghadapi permasalahan yang sama, yakinlah bahwa kita belum menuntaskan sumber permasalahannya.
Selalu berpikir sebelum bertindak, agar masalah tuntas teratasi tanpa masalah.
Setelah kisah genteng bocor berakhir, ibu guru memberikan penjelasan ulang, mereview materi yang belum dipahami siswa.
(YJ.Fn)
Leave a Comment